Before & After Pelantikan Presiden di Indonesia

Media massa merupakan alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan tujuan mengkomunikasikan segala Informasi setiap waktunya. Peran media dalam membentuk Perspektif atau pemikiran masyarakat amatlah besar. Hal ini tidak terlepas dari realita saat ini, yang mana sebagian masyarakat ada yang langsung menerima begitu saja pemberitaan dari media massa, baik dari televisi, koran, maupun Internet, tanpa melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap keabsahan berita tersebut.
Tidak jauh dari itu, pesta rakyat pada pelantikan presiden, menciptakan situasi yang baru lagi unik bagi media massa itu juga. Bagaimana tidak, meledaknya aspirasi masyarakat dan tanggapnya mereka dalam mengamati,mengkritisi berbagai pemberitaan tentang pesta rakyat itu, dan bisa dikatakan sebagai pencarian “Kata Kunci” terbanyak di Mbah Google saat ini.

Lebih dalam lagi, sebagaimana pembahasan sebelumnya, besarnya peran media menciptakan Ke-stabilitasan informasi untuk masyrakat era ini, kita mengharapkan agar pada setiap pemberitaanya terutama pada Fase atau Rubrik Pemilihan Presiden , tidak saling memihak satu sama lain atau dikatakan Netral.

Terkait hal tersebut, Pengamatan saya selama ini dalam menjelajahi berbagai media massa terutama media internet, tidaklah sedikit adanya website/situs berita Terkemuka Nasional lebih mencodongkan pemberitaannya terhadap salah satu capres tersebut, bahkan tidak luput sering saya menemukan pemberitaan tersebut yang justru mempublikasikan keburukan dari Capres yang tidak didukungnya dan sebaliknya Positif Progress ditonjol-tonjolkannya dari Capres yang mereka PRO kan.

Sebelum Pelantikan :
Dari Mana Makanan Gratis Saat Pesta Rakyat Jokowi?
TEMPO.CO, Jakarta – Panitia pelaksana acara Gerakan Rakyat untuk 20 Oktober (Geruduk), Panel Barus, mengatakan ada ratusan pedagang makanan yang telah mendaftar untuk memberikan donasi pada acara tersebut. Dia menuturkan para pedagang makanan tersebut mendaftar secara sukarela untuk mendonasikan dagangannya secara gratis kepada masyarakat yang hadir.

“Sekitar ratusan pedagang makanan telah mendaftar. Mereka menyediakan bakso, siomay, batagor, nasi goreng, dan lain-lain secara cuma-cuma,” ujar Panel saat dihubungi Tempo,Jumat, 17 Oktober 2014.

Panitia, menurut Panel, lebih suka donasi yang diberikan berupa makanan ketimbang uang, yang dianggap sulit untuk dipertanggungjawabkan. Pedagang yang memberikan sumbangan makanan tersebut, tutur dia, mayoritas berasal dari Jakarta.

Panel mengaku belum tahu dari daerah mana saja para pedagang yang menyumbangkan makanannya itu. Dia memperkirakan nilai dari makanan yang akan disumbangkan sekitar ratusan juta rupiah.

Meskipun lebih suka menerima donasi berupa makanan gratis, panitia juga menerima sejumlah dana dari masyarakat. Sumbangan sukarela yang telah terkumpul sekitar Rp 200 juta. Uang tersebut, menurut Panel, dipakai untuk membiayai penyebaran selebaran dan spanduk. “Tidak ada campur tangan dari Jokowi dan Jusuf Kalla,” tuturnya.

Komentar & Kesimpulan :
“Bisa dilihat pemberitaan dari situs tempo ini terkesan PRO, bahkan tak ada kata-kata sedikitpun yang terlihat buruk nama Jokowi di mata masyarakat.”
PRO :”luar biasa para pedagang makanan tersebut mendaftar secara sukarela untuk
mendonasikan dagangannya secara gratis kepada masyarakat yang hadir.”
KONTRA :” pesta rakyat yang dilaksanakan para pendukung dan simpatisan Jokowi-JK tidak esensial untuk dilaksanakan. Sebab, pesta itu terkesan dikhususkan bagi mereka yang menjadi pendukung dan simpatisan saja.”
Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2014/10/18/078615165/Dari-Mana-Makanan-Gratis-Saat-Pesta-Rakyat-Jokowi

Sesudah Pelantikan :
Pesta Rakyat Jokowi Ricuh
Okezone – Pesta Rakyat menyambut pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Monumen Nasional diwarnai kericuhan. Ribuan relawan Jokowi saling berebut untuk mendapat makanan dan minuman.
“Dapat 15 botol minuman, berebut dulu,” ujar seorang relawan Jokowi, Aisyah (23), di Monas, Jakarta, Senin (20/10/2014).
Warga Rawamangun ini mengatakan datang sejak pukul 10.00 WIB demi melihat Jokowi.
Lain Aisyah, lain Upik (40). Perempuan asal Petamburan, Jakarta Pusat, ini rela berdesak-desakan demi mendapat satu kardus susu kemasan 500 mililiter.
“Mau dibagi sama rombongan. Saya berenam, masing-masing juga bawa anak,” tuturnya.
Pantauan Okezone, pembagian dilakukan oleh panitia dengan cara dilempar dari atas panggung. Hal ini membuat para perempuan dan anak-anak harus berdesakan untuk mendapatkan makanan dan minuman.
Tak sedikit warga yang mengeluhkan ketidaksiapan panitia menyelenggarakan pesta rakyat tersebut. “Rusuh, ini mah bukan pembagian tapi penjarahan,” ujar seorang pengunjung, Yanti.
Ibu dua anak tersebut mengeluh karena hanya mendapat empat botol minuman. Sedangkan di saat bersamaan, beberapa orang justru mendapat tiga sampai empat kardus minuman dan makan ringan. “Orang kaya yang dapat,” terangnya.

Komentar & Kesimpulan :
“Judul & isi yang dimuat situs okezone begitu kejam menghujam mengenai apa pun yang berkaitan dengan si mantan walikota Solo itu.”
PRO : “ketidaksiapan panitia menyelenggarakan pesta rakyat tersebut. Kalau panitia penyelenggara lebih sigap pasti tidak ada kericuhan di acara pesta rakyat tersebut.”
KONTRA : “Itulah yg ada dibenak rakyat kita. Dapat makanan minuman bisa lihat udah. Ya kualitas rakyat kita bisa meningkat jika masing-masing dari kita sadar dan berpikir nggak perlu berebut seperti itu.”
Sumber : http://news.okezone.com/read/2014/10/20/337/1054502/pesta-rakyat-jokowi-ricuh

Tinggalkan komentar